Dulu pernah ada seorang teman yang bilang, kalo lagi gak ada duit ato kondisi keuangan sedang susah-susahnya coba deh sodaqoh, Insya Allah kita jadi tercukupi. Terus dia cerita bagaimana dia pernah diselamatkan oleh seorang pengemis ketika dia dalam kondisi yang tidak ada uang sama sekali, hanya bersisa uang receh di kantongnya yang akhirnya dia berikan untuk pengemis itu. Dan Subhanallah, ketika sampai di rumah dia mendapatkan ganti yang lebih besar dan berlipat-lipat dari yang dia berikan ke pengemis itu.
Karena enggak mengalami sendiri, jadi aku masih setengah percaya. Sampai pada suatu hari aku mengalami kejadian yang bikin hati ini haru biru. Gajian masih 2 hari lagi, tapi uang yang ada di dompet tinggal 20 ribu perak. Padahal aku mesti pergi ke kantor. Ongkos kekantor pulang pergi bisa lebih dari 20rb. PAS dan cukup untuk hari itu aja. Itupun hanya ongkos, untuk makan siang gak ada lagi. ATM kosong. Mau minta ke suami kok gak tega ya, tanggal tua kayak gini pasti kondisinya hampir sama. Mau pinjem ke ORTU malah kasian, dan lebih gak tega lagi takut mereka berpikiran bahwa anaknya dalam fase yang kritis (hehehe padahal sih iyaaa).
Siap berangkat ngantor, eh anakku minta uang untuk beli keperluan sekolah. “cuma 10rb kok bunda, katanya ringan. Kulirik suamiku, dengan isyarat tangan dia bilang gak ada. Yo wis terpaksa aku keluarkan selembar 10rban. Sisa 10rb, aku eman2, semoga ini cukup sampai kantor, nanti tinggal pinjem sama temen untuk ongkos pulang dan buat esok hari. Biasanya berangkat kantor aku ikut suami dan turun di dekat kantor suami, trus melanjutkan perjalanan dengan naik bis 3x lagi, lumayan menghemat ongkos. Naik busway 3500, turun di tosari naik bis mayasari bakti 2rb, trus naik metro mini 2rb, Insya Allah masih bersisa 2500. Ya Allah, dalam kondisi seperti ini uang begitu berhargaaaa banget. Bahkan uang recehan 500 rupiah.
Pas di dalam bis mayasari seperti biasa ada pengamen, kali ini tuna netra. Masih ada sisa 2500, antara ingin memberi dan kondisi masih belum aman sampai kantor, kuikhlaskan uang itu masuk ke dalam bungkus plastik bekas permen. Bismillah, semoga berkah dan cukup ya Pak.” gumamku dalam hati.
Akhirnya sampai dikantor dengan selamat, legaaa banget. Baru sampai lobi kantor, ada keramaian, ah ternyata hari itu salah satu direktur kami berulang tahun. Berbondong2lah para karyawan mengucapkan selamat ulang tahun. Sang sekretaris pun membisikkan sesuatu ke telingaku, nanti siang gak usah beli makan siang ya mbak, ada nasi kotak dari pak Direktur, tolong di infoin ke temen2 yaa..katanya sambil tersenyum. ALHAMDULILLAH, jadi makan siang gratis. Tanpa disadari keajaiban sodaqoh mulai bergulir. Selesai sholat dzuhur aku didekati oleh salah seorang rekanku. ” Mbak ini aku bayar oriflame yaa, yang kemarin hutang “, katanya sambil menyorongkan selembar uang 50rb. Emang utangnya sisa berapa ya? kataku bingung. “30rb mbak, jadi kembali 20rb yaa”, kata temanku lagi. Oh oke..aku mengangguk-angguk.” Tiba-tiba saja hati ini jadi campur aduk, antara bingung, senang, lega, bahagia, campur aduk. ALHAMDULILLAH sekali lagi kupanjatkan. Perasaan ini serasa diaduk-aduk, terharu, mau nangis. Kok Allah tau banget ya kesulitan hambaNYA, kok dia sayang banget ya sama aku. Allahu Akbar. Allah itu sesuai dengan Prasangka hambaNYA. Belum habis aku memuji Allah, datang lagi berkahNYA. Teman kantor yang levelnya jauh diatasku dan rumahnya dekat dengan rumahkan seperti biasa mengajak pulang bareng. Yang artinya aku gratis ongkos pulang alias nebeng.
Percaya atau enggak, keajaiban sodaqoh pernah aku rasakan ketika anakku sakit. Aku sampai mencari-cari kaum dhuafa untuk kuberi sedikit rejeki. Setelah anakku di bawa ke RS, Dokter memvonis bhw anakku terkena penyakit diare akut, tapi dia tidak merekomendasikan untuk di rawat inap di RS. Boleh dirawat di rumah tapi harus dengan perawatan2 yang khusus. Dan Alhamdulillah sembuh.
Sampai hari ini tiap hari saya dan suami berusaha untuk sodaqoh, kalo lagi banyak duit ya ngasih dalam jumlah besar, tapi kalo lagi pas2an ya sodaqoh dengan receh, bahkan kerapkali sodaqoh dengan barang2 yang kita punya di rumah. Hidup terus berjalan, seiring dengan kehidupan yang semakin membaik, sodaqoh pun bukan lagi kewajiban sekunder ato tersier, tapi sudah menjadi kewajiban primer.
Masih berpikir kalo sodaqoh itu bikin miskin?
Sodaqoh itu menolak bala, sodaqoh itu membuat kita kaya, sodaqoh itu tabungan kita.
Jangan iri kalo melihat orang kaya semakin kaya? Jangan-jangan sodaqohnya juga buanyaak banget dan gede
Gak usah berpikir2 apa kalo kita mau sodaqoh. Ada pengamen ya dikasih aja, ada pengemis ya diberi aja semampu kita, ada orang minta sumbangan mesjid ya disisihin aja uang kita untuk mereka. Ada proposal yatim piatu disodorin ke rumah kita, ya udah langsung diselipin aja beberapa lembar untuk sodaqoh. Lama-lama jadi terbiasa, lama-lama jadi ketagihan dan semakin lama yakin deh sodaqoh yang kita beri akan semakin besar nilainya. Percaya deh.
SODAQOH YUUUUUKKKK
Sumber : SusiekWanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak Terima Komentar Yang Mengandung Kata-Kata Kasar